Studi Pemanfaatan Limbah Serat Gergaji Kayu dan Limbah Kertas Sebagai Campuran Beton Ringan

  • M Agus Afifudin
  • Bella Lutfiani Al Zakina Universitas Bojonegoro
  • Sujiat Universitas Bojonegoro
Keywords: Limbah Serat Gergaji kayu, Limbah Kertas, Campuran Beton Ringan

Abstract

Limbah sering digunakan sebagai bahan untuk berbagai keperluan, termasuk dalam rekayasa bahan bangunan. Salah satu jenis limbah yang masih jarang diteliti sebagai campuran dalam pembuatan beton adalah serat gergaji kayu dan limbah kertas. Pada penelitian ini limbah serat gergaji kayu sebagai substitusi sebagian agregrat kasar dalam campuran beton dan untuk limbah kertas sebagai agregat halus. Penambahan serat gergaji kayu sebesar 5% untuk limbah kertas sebesar 5%, 10%, 15%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan serat gergaji  kayu dan limbah kertas terhadap kuat tekan beton. Metode ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji eksperimental laboratorium. Persentase serat gergaji kayu 5%, dan yang limbah kertas 5%, 10%, 15%. Mutu beton yang direncanakan 14 MPa dan lamanya waktu perendaman 21 hari dan 28 hari. Dari pengujian kuat tekan beton diperoleh kesimpulan bahwa penambahan serat gergaji kayu dan limbah kertas dalam campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan dan beton. Nilai optimum uji kuat tekan beton umur 21 hari dan 28 hari Variasi normal dan untuk umur 21 mempunyai nilai rata-rata 8,77 Mpa, dan yang umur 28 hari mempuyai nilai rata-rata 8,28 Mpa, untuk beton umur 28 hari mengalami penurunan dari beton umur 21 sebesar 0,49%. Variasi 1 (satu) dan untuk umur 21 mempunyai nilai rata-rata 4,68 Mpa, dan yang umur 28 mempuyai nilai rata-rata 4,73 Mpa, untuk beton umur 28 hari mengalami penurunan dari beton umur 21 hari sebesar 0,05%. Variasi 2 (dua) dan untuk umur 21 mempunyai nilai rata-rata 3,83 Mpa, dan yang umur 28 mempuyai nilai rata-rata 5,10 Mpa, untuk beton umur 28 hari mengalami kenaikan dari beton umur 21 hari sebesar 1,27%. Variasi 3 (tiga) dan untuk umur 21 mempunyai nilai rata-rata 3,33 Mpa, dan yang umur 28 mempuyai nilai rata-rata 3,55 Mpa, untuk beton umur 28 hari mengalami kenaikan dari beton ringan. kuat tekan pada umur 21 dan 28 hari. Nilai optimum uji kuat tekan beton umur 28 hari berada pada variasi 1 sebesar 4,62 Mpa yang mengalami penurunan sebesar 0,06 Mpa, Beton Variasi 2 yang mengalami kenaikan sebesar 1,27 Mpa, dan variasi 3 sebesar 0,22 mpa. Hasil dari pengujian kuat tekan variasi 21 hari dan 28 hari tidak terlalu berbeda jauh namun pada saat beton berusia 21 hari variasi 1 memliki angka lebih tinggi dari beton yang umur 28 hari dan yang beton umur 28 variasi 2 dan 3 memiliki angka lebih tingi dari beton umur 21

References

Amilia, R. A., & Minaka, U. S. (2022). Analisis Pengaruh Serbuk Kayu Sebagai Bahan Tambah Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Beton. Fondasi : Jurnal Teknik Sipil, 11(2), 210. https://doi.org/10.36055/fondasi.v11i2.16745

Adi, D., Purba, A., & Niken, C. (2020). REKAYASA Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung. 24(2), 33–36.

Ay Lie, H., & Dianugrah, R. (2023). Jurnal Teknik Sipil PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT SEBAGAI SUBTITUSI ORDINARY PORTLAND CEMENT PADA BETON RIGID PAVEMENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU DAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN. 12(2), 105–115.

Badan Standardisasi Nasional. (1990). SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standardisasi Nasional Indonesia.

BSN. (2008). SNI 1970-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standar Nasional Indonesia, 7–18.

BSN. (2011). SNI 4431-2011 : Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan. Badan Standar Nasional Indonesia, 16.

BSN 03-4142-1996. (1996). Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 Mm). Standardisasi Nasional Indonesia Nasional Indonesia, 200(200), 1–6.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002. Bandung: Badan Standardisasi Nasional, 251.

Depertemen Pekerjaan Umum. 2020 , Tata Cara Rencana pembuatan campuran Beton Ringan dengan Agregat Ringan (SK SNI-T-03-3449-2002)

Gunawan, A. (2014). Terhadap Kuat Tekan Beton. Jurnal Inersia, 6(1), 1–14

Megasari, S. W., & Winayati, W. (2017). Analisis Pengaruh Penambahan Sikament-Nn Terhadap Karakteristik Beton. SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, 3(2), 117–128. https://doi.org/10.31849/siklus.v3i2.398

Nasional, B. S. (1990). Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar. Sni 03-1968-1990, 1–5.

Paranggai, L. E., Mara, J., & Febriani, L. (n.d.). Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu Sebagai Subtitusi Agregat Halus Pada Beton.

Penambahan Limbah Serbuk Gergaji dan Kertas Terhadap Kuat Tekan Beton Tanpa Perlakuan Khusus, P., Purwanto, H., Kunci, K., Gergaji, S., & Tekan, K. (2021). PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI DAN KERTAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON TANPA PERLAKUAN KHUSUS (Vol. 6, Issue 1).

Setiobudi, A. S., Amiwarti, A., & Firdaus, M. (2024). Pengaruh Penambahan Campuran Serbuk Kayu Kulim Terhadap Kuat Tekan Beton K-225. TEKNIKA: Jurnal Teknik, 10(2), 157. https://doi.org/10.35449/teknika.v10i2.277

SNI 03-1971-1990. (1990). Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Badan Standarisasi Nasional, 27(5), 6889.

SNI 1969:2008. (2008). Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Badan Standar Nasional Indonesia, 20.

SNI 03-1971-1990. (1990). Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Badan Standarisasi Nasional, 27(5), 6889.

SNI 03-1972-1990. (1990). Metode Pengujian Slump Beton. Badan Standar Nasional Indonesia, 1(ICS 91.100.30), 1–12.

SNI 03-2816-1992. (1992). Metode Pengujian Kadar Zat Organik Agregat Halus. Standardisasi Nasional Indonesia Nasional Indonesia, 4, 2–3.

SNI 03-2834-2000. (2000). SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. Sni 03-2834-2000, 1–34.

Tjokrodimulyo, K, 1995. Bahan Bangunan, JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Published
2024-11-30