Estimasi Kerusakan Ekosistem Gunung Kapur Ciampea Akibat Aktivitas Penambangan dan Strategi Keberlanjutannya
Abstract
Barang tambang merupakan jenis sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. Kondisi tersebut memberikan dampak signifikan bagi perekonomian negara, namun juga memberikan dampak serius pada pasca kegiatan operasional. Salah satu hasil tambang yang memberikan dampak perekonomian adalah batu kapur. Batu kapur diperoleh dari bukit atau gunung kapur produktif yang dieksplorasi kemudian diolah dan lahannya direklamasi. Salah satu keberadaan gunung kapur yang perlu disorot adalah Gunung Kapur Ciampea yang usahanya bergerak dari tahun 2000 dan saat ini menjadi ekowisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi nilai kerugian ekosistem masyarakat akibat aktivitas
penambangan Gunung Kapur Ciampea dan mengetahui strategi keberlanjutan internalisasi nilai kerugian ekosistem masyarakat akibat aktivitas penambangan Gunung Kapur Ciampea. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan nilai ekonomi total dan analisis fishbone. Hasil menunjukkan bahwa total nilai kerusakan eksistem akibat penambangan kapur yaitu sebesar Rp4,672,346,495.29 dengan total nilai kerugian ekosistem sebesar
Rp1,885,290,436.59 dan nilai pemulihan ekosistem sebesar Rp2,787,056,058.71. Strategi keberlanjutan berada pada penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat, didukung regulasi serta program pemerintah, mendorong transformasi lahan bekas tambang menjadi ekowisata berkelanjutan yang menggerakkan ekonomi lokal. Melalui kondisi tersebut, penting untuk kondisi bekas tambang batu kapur dijaga keberlanjutannya.
Kata kunci: kerugian ekosistem, pemulihan ekosistem, fishbone, strategi keberlanjutan
References
Alfian, A. (2016). Analisis nilai manfaat ekonomi dan persepsi masyarakat terhadap aktivitas penambangan batu kapur (Studi Kasus: Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor) (Skripsi: Institut Pertanian Bogor).
Aprilia, D., Arifiani, K.N., Sani, M.F., Jumari, Wijayanti, F., Setyawan, A.D. (2021). Review: A descriptive study of karst conditions and problems in Indonesia and the role of karst for flora, fauna, and humans. International Journal of Tropical Drylands, 5(2), 61–74. doi:10.13057/tropdrylands/t050203.
Aziz, M. (2010). BATU KAPUR DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH SERTA SPESIFIKASI UNTUK INDUSTRI. Volume ke-06.
Barba, M.A.P., Martínez, V.A., Lucas, I.G., Pedreño, J.N. (2021). Global journal of environmental science and management mitigation of environmental impacts in ornamental rock and limestone aggregate quarries in arid and semi-arid areas. Global J Environ Sci Manage, 7(4), 565–586. doi:10.22034/gjesm.2021.04.06.
Basu, D., Mishra, S. (2024). Mine reclamation practices and effects of stakeholder perception a case study of Saoner mines, Maharashtra, India. Journal of Engineering and Applied Science, 71(1), 62. doi:10.1186/s44147-024-00393-y.
Bobsuni, N., Ma’ruf, M.F. (2021). Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan objek wisata alam (studi kasus wisata bukit kapur setigi, Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik). Publika, 9(2), 215–226.
Ceddia, M.G. (2020). Investments’ role in ecosystem degradation. Science (1979), 368(6489), 376–377. doi:10.1126/science.abb5756.
Hakim, M.R., Sulistinah. (2015). Model pengelolaan lingkungan pertambangan batu kapur terhadap potensi kerusakan lingkungan dan sikap masyarakat di Gunung Jaddih Desa Parseh Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Bencana dan Lingkungan Geologi., siap terbit.
Ilham, M.R. (2018). kajian tentang keberlangsungan industri pengolahan batu kapur bukit jaddih di desa jaddih kecamatan socah kabupaten bangkalan.
Ilham, R. (2020). Implementasi program community development PT. Semen Indonesia (Studi Kasus pada masyarakat Desa Sumberarum & Desa Karangloh Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban). Jurnal Akuntansi dan Manajemen “Gema Ekonomi, 9(1), 112–131.
Ishikawa, K. (1982). Guide to quality control. Ed ke-1. Jepang: Asian Productivity Organization.
Khosiah, N., Utami, W.S. (2014). Dampak Penambangan Batu Kapur Terhadap Kerusakan Lingkungan di kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.
Laosuksri, W., Gubo, Q. (2014). Reforestation in limestone forest in central Thailand: a case of Baan Lam Nam Kaew Community Forestry in Lopburi Province. 6(3). www.iiste.org.
Latief, M., Genda, A., Surianto, S., Rahim, H. (2020). Pemberdayaan masyarakat desa dalam mengelola konflik sosial di Kabupaten Bone. Unri Conference Series: Community Engagement, 2:514–521. doi:10.31258/unricsce.2.514-521.
Lu, Y., Wang, R., Zhang, Y., Su, H., Wang, P., Jenkins, A., Ferrier, R.C., Bailey, M., Squire, G. (2015). Ecosystem health towards sustainability. Ecosystem Health and Sustainability, 1(1), 1–15. doi:10.1890/EHS14-0013.1.
Lutfiyah, A. (2022). Studi perubahan lahan penambangan wilayah bukit kapur di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon tahun 2009-2019 (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah).
Nasibah, A. (2022). partisipasi warga local pada pemberdayaan objek wisata di Desa Sekapuk Ujungpangkah Gresik. Indonesian Journal for Entreprenurial Review, 1(1), 1–9. http://jurnallppm.uinsby.ac.id/index.php/IJER.
Novendra, M.D., Lesawengan, L., Kandowangko, N. (2021). Dampak pertambangan emas bagi kehidupan ekonomi masyarakat Bolaang Mongondow Timur di Kotabunan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jurnal ilmiah Society, 1(2337 –4004), 1–7.
Peniwidiyanti, P. (2014). Komposisi jenis dan struktur vegetasi pada kawasan Karst Gunung Cibodas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor (Skripsi Institut Pertanian Bogor).
Purnamasari, S. (2014). Analisis risiko kesehatan lingkungan pada air tanah dan udara (Studi di Kawasan Gunung Kapur Akibat Kegiatan Industri Desa Grenden Kecamatan Puger Kabupaten Jember). (Skripsi Universitas Jember)
Purnomo, E.P. (2016). Implementasi CSR (corporate social responsibility) PT. Agung Perdana dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Journal of Governance and Public Policy. 3(2):203–225. doi:10.18196/jgpp.2016.0056.
Rani, I. (2004). Pengaruh kegiatan pertambangan pasir terhadap kualitas tanah, produktivitas lahan, dan vegetasi serta upaya rehabilitasi. (Skripsi Institut Pertanian Bogor).
Rani, N., Sangwan, S. (2022). Advantages of ecosystem services to human being. Current Journal of Applied Science and Technology.
Setiani, W. (2012). Keanekaragaman jenis burung dan pemanfaatan habitat pada ekosistem karst Gunung Kendeng Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah).
Setiasih, H. (2014). Estimasi nilai kerusakan dan kerugian sumberdaya akibat kegiatan penambangan pasir di daerah aliran Sungai Serayu (Studi Kasus: Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah). (Skripsi: Institut Pertanian Bogor).
Singh, R., Singh, G.S. (2017). Ecosystem services: a bridging concept of ecology and economics. Ecological Questions, 25, 95–101. doi:10.12775/EQ.2017.008.
Tang, J., Fang, Y., Tian, Z., Gong, Y., Yuan, L. (2023). Ecosystem services research in green sustainable science and technology field: trends, issues, and future directions. Sustainability (Switzerland). 15(1). doi:10.3390/su15010658.
TEEB. (2010). International initiatives related to the measurement of ecosystem condition and ecosystem services.
Wahyuni, E.L. (2023). Dampak Pertambangan Kapur Terhadap Kualitas Air Tanah di Desa Ciampea Kecamatan Ciampea Bogor. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah).
Yudhistira, Hidayat, W.K., Hadiyarto, A. (2011). Kajian dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir di Desa Keningar daerah Kawasan Gunung Merapi. JURNAL ILMU LINGKUNGAN, 9(2), 76–84. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan.
Zamroni, S., Anwar, M.Z., Yulianto, S., Rozaki, A., Edi, A.C. (2015). Desa mengembangkan penghidupan berkelanjutan. Institute Research and Environtment.